Latar belakang dan sejarah mengapa Syarif Abdurrachman Nur Syah Alam memutuskan membuat tempat di persimpangan sungai Landak dan Kapuas Besar/Kecil tidaklah lain dikarnakan Beliau meyakini tempat tersebut akan dapat menjadi sebuah perkembangan Kota Perdagangan dan Pelabuhan, dengan usaha Syarif Abdurrachman serta dengan kebijakannya beliau membangun Negri Pontianak ini hingga banyaklah pendatang – pendatang yang berkunjung, bukan hanya dari perhuluan melainkan dari Kerajaan – kerajaanlain dari seluruh Nusantara yang sekarang kita khususnya masyarakat Pontianak yang telah menempati lahan yang sebelumnya hutan namun kini menjadi kota (Kota Pontianak) berkat keberhasilan Syarif Abdurrachman yang mengaturnya dari awal hingga kini dapat kita nikmati bersama – sama.
| Masjid Jami' Pontianak |
Selanjutnya 2 tahun kemudian
setelah Sultan Syarif Abdurrachman Ibnu
Al Habib Husin Al Kadrie dinobatkan menjadi Kerajaan Pontianak, maka
pada Hijrah sanah 1194 bersamaan tahun 1773, masuklah dominasi kolonialis
Belanda dari Batavia (Betawi) utusannya Peter (Assisten Residen) dari Rembang
bernama Willem Ardinpola, dan mulai pada masa itu bangsa Belanda berada di Pontianak, Bangsa Belanda itu bertempat di seberang
Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama Tanah Seribu (Verkendepaal).
Yang selanjudnya terus berkembang
hingga pada tanggal 5 Juli 1779, 0.1. Compagnie Belanda membuat
perjanjian (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak tentang penduduk Tanah
Seribu (Verkendepaal) untuk dijadikan tempat kegiatan bangsa Belanda, dan
seterusnya menjadi tempat/kedudukan Pemerintah Resident het Hoofd
Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah
Barat), dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent
Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak) dan selanjutnya Controleur het
Hoofd Onderaffleeling van Pontianak/ Hoofd Plaatselijk Bestur Van Pontianak
(bersamaan dengan Kepatihan) membawahi Demang Het Hoofd Der Distrik Van Pontianak
(Wedana) Asistent Demang Het Hoofd Der Onderdistrik Van Siantan (Ass. Wedana/
Camat) dan wafatnya Sultan Syarif Abdurrachman Ibnu Al Habib Husin Al Kadrie pada
tanggal 28 Februari 1808.
Berikut adalah daftar urutan Sultan
yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak Kalimantan Barat:
1. Syarif Abdurrachman Al Kadrie memerintah dari tahun 1771-1808
2. Syarif Kasim Al Kadrie memerintah dari tahun 1808-1819.
3. Syarif Osman Al Kadrie memerintah dari tahun 1819-1855.
4. Syarif Hamid Al Kadrie memerintah dari tahun 1855-1872.
5. Syarif Yusuf Al Kadrie memerintah dari tahun 1872-1895.
6. Syarif Muhammad Al Kadrie memerintah dari tahun 1895-1944.
7. Syarif Thaha Al Kadrie memerintah dari tahun 1944-1945.
8. Syarif Hamid Al Kadrie memerintah dari tahun 1945-1950.
1. Syarif Abdurrachman Al Kadrie memerintah dari tahun 1771-1808
2. Syarif Kasim Al Kadrie memerintah dari tahun 1808-1819.
3. Syarif Osman Al Kadrie memerintah dari tahun 1819-1855.
4. Syarif Hamid Al Kadrie memerintah dari tahun 1855-1872.
5. Syarif Yusuf Al Kadrie memerintah dari tahun 1872-1895.
6. Syarif Muhammad Al Kadrie memerintah dari tahun 1895-1944.
7. Syarif Thaha Al Kadrie memerintah dari tahun 1944-1945.
8. Syarif Hamid Al Kadrie memerintah dari tahun 1945-1950.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar